Selasa, 08 November 2016

Ada Cinta di Kelas Inspirasi Sumbawa (Flash Back KIS 9 November 2015)


Briefing KI Sumbawa 8 November 2015 di Istana Dalam Loka

Pertemuan yang Tidak direncanakan
Seperti ada suara-suara yang memanggil saya, tetapi entah siapa. Saya mengabaikan suara panggilan itu dan tetap asyik melihat penampilan adik-adik Universitas Teknologi Sumbawa di Festival Moyo.
“Lulu, Lulu.” Suara itu kembali memanggil. Saya menengok ke belakang, terlihat sesosok dengan badan tinggi, mengenakan kaos hitam bertuliskan ‘Sambava’ dengan jaket bludru berwarna cokelat muda menghampiri saya.
“Oii Lulu, Aida cuek dia sekarang yah.” Sosok itu menegur saya. Lamat-lamat saya perhatikan wajahnya.
“Bang Samsun!!!” Saya jejingkrakan heboh. “Ndak mungkin saya cuek dengan abang keren yang satu ini. Kapan datang dari Mataram, Bang?” Cengir kuda menghiasi wajah saya.
“Kamu ya, sibuk sekali sekarang, sampai-sampai dihubungi susah.” Bang Samsun mulai menyindir saya dengan kata “sibuk” itu.
“Maaf Bang, gimana-gimana, apa yang bisa saya bantu?” Cengiran kuda itu kembali saya perlihatkan. Jika di dalam emoticon pesan, maka cengiran kuda itu semacam senyum tanda bersalah yang amat sangat, maka senyum saya sekarang ini bisa dikatakan sebagai senyum penyesalan saya karena telah gagal menyelesaikan tugas.
“Banyak yang harus di diskusikan, ayo kita ngopi dulu.” Bang Samsun mengajak saya ke stand Kopi Tepal di Festival Moyo. Di stand itu disediakan segala jenis Kopi Tepal yang terkenal enak, harganya pun murah meriah dengan kualitas rasa yang tidak bisa diragukan lagi. Sambil menikmati segelas Kopi Tepal, pembicaraan-pembicaraan itu pun mengalir dengan sendirinya. Mulai dari diskusi tentang kepemudaan, project-project terkini yang harus segera diselesaikan bahkan cerita ngalur-ngidul kesana kemari.


Tiga Kali KI Sumbawa Gagal di Eksekusi
Saya biasa memanggilnya Bang Samsun, nama lengkapnya Samsun Hidayat. Pertama kali bertemu dengan laki-laki kelahiran tahun 1987 itu di Agro Tamase, ketika diskusi dengan Pak Badrul Munir. Secara tidak sengaja, kita bertemu disana. Pertemuan di awal Maret 2015 itu pulalah yang menjadi cikal bakal rencana-rencana kegiatan di Sumbawa tercetus, salah satunya adalah Kelas Inspirasi Sumbawa. Program turunan Indonesia Mengajar yang telah meluas secara nasional, menjadi salah satu kegiatan yang kita rencanakan akan segera dibuat di Sumbawa. Grup Facebook dan Whatsaap telah dibuat untuk memudahkan koordinasi walau jarak kita berjauhan, saya di Sumbawa, sedangkan Bang Samsun dan Bang Aji di Mataram, tetapi entahlah mungkin karena kesibukan masing-masing atau karena waktu yang belum pas, KI Sumbawa tak kunjung terlaksana. Tiga bulan kemudian, tepatnya di bulan Juni 2015, Bang Samsun berkunjung ke Sumbawa untuk suatu urusan, kita bertemu lagi untuk membicarakan tentang pelaksanaan KI Sumbawa. Pertemuan itu telah sampai pada pembahasan tempat dan waktu pelaksanaan KI Sumbawa. Tetapi lagi dan lagi pertemuan itu hanya menyisakan cerita tanpa eksekusi. Setelah pertemuan terakhir itu, selama beberapa bulan kita tidak pernah bertemu lagi hingga September di event Festival Moyo ini kembali mempertemukan kita.
“Bagaimana Kelas Inspirasinya? Terlalu sibuk sih Ibu Lulu ini.” Bang Samsun paling suka menyinggung saya dengan kata ‘sibuk’ itu, bagaimana tidak, di sms kapan, dibalasnya kapan.
“Iya, maaf. Banyak hal yang harus diselesaikan kemarin.”
“Tapi sekarang sudah ndak begitu banyak kerjaan, kan?”
“Masih sih, tapi bisalah. Kita harus buat Kelas Inspirasi itu Bang. Sumbawa punya banyak pemuda hebat yang tinggal di NTB bahkan luar NTB, harus ada kegiatan untuk mereka bisa pulang dan berbagi pengalaman bersama adik-adik di Sumbawa. Saya sih berharapnya, Kelas Inspirasi ini bisa jadi cara untuk mereka pulang sebentar dan cara untuk adik-adik di Sumbawa tahu bahwa mereka punya kakak-kakak yang hebat dan bisa bermimpi besar seperti mereka.”
Waktu menunjukkan pukul 09.30 Wita. Malam yang semakin larut, pengunjung Festival Moyo semakin sepi, tetapi kita tidak kehabisan kata untuk tetap berdiskusi. Seruputan kopi menjadi penyela diskusi yang semakin menghangat. Bang Samsun banyak cerita tentang pengalamannya selama mengikuti Kelas Inspirasi di Lombok, dan betapa inginnya dia juga membuat hal yang sama di Sumbawa.
“Jadi kapan bisanya kita agendakan Kelas Inspirasi ini?” Bang Samsun bertanya lagi.
“9 November bagaimana Bang?” Saya mengusulkan tanggal.
“Itu hari Senin ya? Berarti setelah Festival Moyo ini kita punya waktu sebulan lebih untuk persiapan Kelas Inspirasi ini.”
“Keburu ndak waktunya itu Bang??”
“Insya Allah, bisa. Nanti kamu tinggal cari panitia lokal yang benar-benar bisa membantu. Karena ketika pelaksanaan Kelas Inspirasi peran panitia lokal ini sangat besar, bahkan menjadi penentu suksesnya kegiatan KI nanti.” Papar Bang Samsun.  “Nanti saya akan kirimkan usulan pelaksanaan KI Sumbawa di website KI Pusat. Pokoknya kamu fokus saja urus untuk persiapan di Sumbawa.” Lanjutnya lagi dengan diiringi senyumnya yang khas. Pertemuan malam itu, membuat semangat saya begitu menggebu-gebu untuk melaksanakan KI Sumbawa.
Selain mengurus penampilan adik-adik Universitas Teknologi Sumbawa di Festival Moyo, saya selalu menyempatkan untuk bisa bertemu Bang Samsun untuk membicarakan tentang KI Sumbawa ini. Saya berharap untuk perencanaan KI Sumbawa kali ini bisa berhasil dan tidak senasib dengan perencanaan KI Sumbawa sebelumnya yang hanya stuck pada perencanaan saja.
Beberapa hari setelah diskusi dengan Bang Samsun itu, saya terkejut ketika melihat facebook ternyata disana ada postingan Bang Aji tentang KI Sumbawa. Bang Aji telah membuat fanspage, twitter, Instagram, bahkan blog KI Sumbawa. Wah gerak cepat juga rupanya ini, pikir saya. Selain Subhan Azharullah yang memang sedari awal telah ikut KI Lombok, teman-teman yang ada di Sumbawa yang menurut saya bisa membantu KI Sumbawa saya hubungi, Rina Yulianti seorang teman dari masa SMP hingga kuliah saya ajak untuk menjadi panitia lokal, Mas Anton, Bang Iyank, Bang Dani, Lita, Mbak Reny Suci, dan beberapa teman sepermainan- teman diskusi saya ajak untuk bergabung, dan syukurnya mereka semua merespon positif hal tersebut.  Sebulanan kita berkutat dengan persiapan KI Sumbawa, pulang kerja jam 4 sore istirahat sebentar, malam harinya jam 8 langsung kumpul lagi untuk rapat KI Sumbawa. 
KI Sumbawa chapter SDN Ai Limung


Evaluasi KI Sumbawa di Istana Dalam Loka

H-3 Adalah Waktu yang Sangat Mengerikan
Siapa yang akan menyangka bahwa detik-detik menjelang pelaksanaan KI Sumbawa, Anak Gunung Rinjani tiba-tiba mengamuk. Akibatnya adalah, semua penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Lombok di batalkan. BIL ditutup untuk sementara, imbasnya tidak hanya ke BIL saja, Bandara Ngurah Rai juga di tutup. Banyak relawan yang berasal dari luar Pulau NTB yang telah konfirm kesediaannya untuk bisa mengikuti KI Sumbawa terpaksa harus membatalkan keikutsertaannya. Ketidak pastian waktu BIL dibuka kembali membuat mereka ragu-ragu untuk membeli tiket. Panitia lokal mulai ketar-ketir, hati dag-dig-dug tak karuan. Sembari mempersiapkan segala hal untuk pelaksanaan KI Sumbawa, mencari lagi relawan yang berasal dari dalam Sumbawa juga gencar kita lakukan. Dari 75 relawan yang telah mendaftar untuk bisa mengikuti KI Sumbawa, hampir setengahnya tidak bisa mengikuti KI Sumbawa, ada banyak alasan yang tidak bisa kita pungkiri juga seperti makan buah simalakama. Ingin ikut Kelas Inspirasi tapi apalah daya ternyata izin tidak ada, kalau memaksakan kehendak ikut Kelas Inspirasi bisa-bisa kena SP dari kantor.
“Sabar, ujian KI Sumbawa ” Mas Surya  mengingatkan kita.
Allah bersama orang-orang yang sabar dan meminta kepada-Nya. Semakin banyak yang konfirmasi membatalkan keikutsertaannya, semakin banyak juga relawan yang tiba-tiba mendaftar untuk ikut bahkan mengajak teman lainnya untuk ikut serta juga.
“Mba saya masih bisa daftar Kelas Inspirasi Sumbawa? Saya dapat infonya setelah pendaftaran tutup.” Bunyi SMS salah seorang relawan kepada saya.
“Ayoo Mbak dengan senang hati.” Mendapatkan sms seperti seperti mendapatkan sms dari seseorang yang tercinta, bahagianya tak terkira. Hati yang tadinya gundah gulana jadi cerah seketika. H-3 itu menjadi waktu yang tidak bisa disangka-sangka, ketika kita mulai takut akan kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan, ketika itu pula keajaiban-keajaiban datang. Sms beberapa relawan yang ingin mendaftar juga terus masuk, bahkan mengajak serta teman-temannya yang lain. Gugur satu tumbuh seribu itu iya sekali di Kelas Inspirasi Sumbawa. 
Relawan KI Sumbawa


Pak Aan Relawan KI Sumbawa

9 November 2015
9 November 2015. Satu tahun yang lalu menjadi satu hari yang luar biasa bagi saya. Saya bertemu dengan banyak orang hebat, yang tidak hanya menginspirasi adik-adik di Sumbawa, tetapi juga menginspirasi diri ini untuk bisa berbuat lebih banyak lagi.
Satu tahun berlalu. 3 Oktober 2016 yang lalu Kelas Inspirasi Sumbawa #2 juga telah dilaksanakan. Di KIS #2 juga ada banyak orang-orang hebat yang membantu suksesnya pelaksanaan KI. Mereka yang dengar kerja keras dan semangatnya selalu berhasil membuat saya mellow. Ada Rina dan Subhan yang dari awal KIS selalu membantu. Kakak-kakat terbaik kita, Bang Aji dan Mas Surya, yang walau apapun yang terjadi tidak pernah meninggalkan kita di KIS. Utari, si apoteker yang di KIS #1 kemarin menjadi relawan pengajar. Ada Silvi teman zaman SMP, yang juga ikut kecemplung membantu di KIS. Si perawat cantik Farah, dia teman saya sewaktu SMP, ini pertama kalinya dia ikut di KI, dan sekalinya ikut dia jadi keganjringan untuk ikut KI lagi. Kita juga punya Duta Shampoo a.k.a Arif Hidayat, seorang teman dari zaman SMA, berambut panjang sebahu, lurus dan sangat halus (berasa pengen elus-elus tu rambut :p ) kehadiran Arif membuat satu PR kita untuk blusukan cari teman-teman yang jago desain berkurang, dia jago desain dan desainnya itu daebak sekali. Ada Lina, Rizki Mulyanto, Kak Rian, Wahyu, Ocid. Rata-rata dari Panitia Lokal KIS ini adalah teman sepermainan zaman dahulu kala. Kelas Inspirasi ini mempertemukan, mempersatukan dan semoga kita semua bisa awet pertemananannya sampai tua nanti, dan kali aja jadi besanan, hahahaha.  Akan ada satu sesi saya akan menceritakan tentang teman-teman Panitia Lokal KIS #2 ini. Mereka adalah orang yang banyak membantu dan membuat semuanya jadi luar biasa. 
Relawan KI Sumbawa 9 November 2015

2 komentar:

  1. Akhirnyaaaa.....setelah sekian lama ni rumah ditinggalkan....selamat bebersih...kayaknya bnyak sarang laba2..hahaha...selamat datang kembali..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihihi.. iya kak.. akhirnya menulis lagi.. bukan sarang laba laba lagi, tapi kayaknya ni rumah hampir roboh.. :)

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^