Sabtu, 05 November 2016

Selamat Datang Hati Baru


Perjalanan ke Makassar Oktober 2016

Ibu adalah orang yang paling khawatir ketika aku hanya berdiam diri dirumah. Diam dikamar, membaca buku dan berkutat dengan laptop. Sepulang kerja, hanya mengucapkan salam dan basa basi sebentar dengan Ibu dan Bapak. Setelah itu aku langsung menuju kamar. Pura-pura memejamkan mata yang tidak mengantuk. Pura-pura istirahat padahal badan tak sepenuhnya lelah. Ibu tahu banyak hal yang bahkan tak aku tahu. Termasuk tentang hati yang sangat abstrak untuk aku pahami seperti apa.
“Ibu pernah menyukai seseorang, sudah dalam tahap perkenalan keluarga masing-masing, tetapi diakhirnya seseorang itu malah mengirimkan undangan pernikahannya ke Ibu.” Cerita Ibu di sore itu.
“Ibu kecewa?”

“Bohong jika Ibu bilang tidak kecewa. Tapi yang namanya jodoh tidak bisa dipaksa, nak. Ada seseorang yang dihadirkan Allah kepada kita, hanya untuk mengajari kita tentang pemahaman yang sebenarnya, untuk menguji sejauh mana kita yakin akan janji-Nya. Manusia itu hidup berpasang-pasangan. Itu janjinya dikitabnya yang suci.”
Ibu mengusap kepalaku. Aku kembali luruh dalam pelukannya, dalam tangis yang tak bisa aku tahan. Sampai kapan pun aku tak akan dewasa, selalu sesenggukan jika bicara tentang perasaan.
“Ibu aneh jika kamu diam dikamar terus. Ibu lebih suka melihat kamu berkelahi dengan adikmu, cerewet menasehati adikmu setiap hari. Sana jalan lagi sama teman-temanmu, daripada diam seperti ini. Ibu ndak suka.”
Kata mereka perjalanan bisa menyembuhkan luka. Kalau kataku, perjalanan itu semakin menambah luka. Setiap sudut perjalanan itu selalu meninggalkan kenangan tentangnya. Ke pantai, ke hutan, ke gunung, kemana pun. Setiap sudut tempat yang dilalui seolah menampilkan layar besar tentang kenangan perjalanan-perjalanan itu. Perjalanan pada akhirnya seperti menyiram air garam pada luka yang baru menganga. Seperti kata Aan Mansyur, kenangan itu sama seperti hutang, kita tak pernah benar-benar bisa lupa, kita hanya pura-pura lupa. Menghapus kenangan tidak semudah menghapus foto di folder HP atau laptop, karena kenangan itu telah menyatu dalam tubuh yang bisa di recalling kapan pun itu. Tetapi sebenarnya bukanlah kita yang tidak mampu melupakan kenangan, kitalah yang sebenarnya selalu berusaha mengingat kenangan.
Satu tahun akhirnya jadi masa gila bagiku. Menjeda begitu lama. Mencoba berdamai dengan hati. Tidak melakukan banyak perjalanan. Menulis pun aku alfa untuk waktu yang sangat lama. Membuka blog sama artinya dengan membuka folder kenangan. Disana ada banyak tulisan tentang kenangan perjalanan itu.

Welcome Back Lulu, mari berjalan dan menulis lagi!!!!

2 komentar:

  1. Move oonnnnnnnn......jangan kelamaan baper....ada hati yang lebih baik menanti lulu yang selalu ceria..selalu heboh...ganbatte lulu..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin ya Rabb.. semoga ada pengganti yang lebih baik lg untuk disayangi...hahahhahaa

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^